top of page

KISAH KITA

Writer's pictureSicika

Cowok Kasir (Cerita Bersambung. Jilid 1)



Ting!


Bunyi lonceng yang menandakan ada pelanggan masuk tertangkap oleh pendengaranku. Kualihkan pandanganku dari tumpukan pasta gigi yang ingin kutata pada rak ke arah seseorang yang baru saja mendorong pintu kaca.


"Selamat sore, selamat berbelanja di HappyMart!"


Mendengar teriakanku, orang itu hanya menoleh sekilas ke sumber suara dan langsung berlalu pergi menuju rak yang dituju. Aku kembali ke aktivitasku semula, menata tumpukan pasta gigi ini, mencoba menghilangkan orang itu dari pikiranku. Saat aku beralih untuk menata sabun mandi seseorang tadi belum juga menyelesaikan belanjaannya. Itu terlihat dari ia yang belum menuju kasir dan karena hanya aku yang berjaga sore ini.


Tumpukan terakhir dan aku akan beralih untuk mengambil kain pel saat ku dengar suara langkah kaki. Ia berjalan menuju meja kasir dengan membawa keranjang yang penuh dengan makanan ringan. Seakan keranjang yang ia bawa tidak cukup untuk menampung belanjaannya, ia sampai memeluk makanan lainnya untuk dibawa ke kasir. Aku pun segera melaju mendekati kasir.


Ia telah menaruh seluruh belanjaannya yang hampir menutupi meja kasir. Aku mulai memasukan kode yang tertera pada kemasan dan menjumlah keseluruhannya. Ku lihat ia berdiri dengan santai sambil memainkan kukunya di atas meja kasir sehingga menimbulkan bunyi perpaduan antara kukunya dengan besi meja kasir ini sehingga terdengar seperti iringan sebuah lagu.


"Ini aja, Kak? Ada lagi?" Tanyaku saat tinggal beberapa makanan lagi yang harus kumasukan kodenya. Pertanyaan yang sudah ku hafal di luar kepala.


Ia bergeming mengabaikan pertanyaanku. Namun sejurus kemudian ia mengambil permen Chupa Chups yang berada di samping kasir dan menyodorkannya ke arahku.


"Jangan dimasukin plastik." Ujarnya.


Aku hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian men-scan terlebih dahulu permen itu dan menyerahkannya kembali. Ia menerimanya dan langsung membuka bungkus plastik yang menyelimuti permen itu.


Sebungkus kripik kentang adalah makanan terakhir yang masuk dalam plastik, aku melihat ke arah monitor kemudian berkata, "Totalnya delapan puluh satu ribu lima ratus."


Ia menyerahkan dua lembar uang berwarna biru. Aku mengambil uang itu sambil mengamatinya. Setelah tadi mengambil uang dari saku jaketnya dan menyerahkannya padaku, ia kembali berkutat dengan permen yang sedari tadi tidak berhasil ia buka pembungkusnya. Aku terkekeh melihatnya. Bahkan kekehanku tidak mengusik konsentrasinya pada permen itu.


Lamunanku terpecah saat terdengar bunyi mesin struk berhenti. Aku mengalihkan pandanganku lalu mengambil struk itu beserta uang kembalian.


"Kembali delapan belas ribu lima ratus."


Ia mendesah jengah. Ku lihat bungkus permen itu berhasil terbuka sebagian dan akhirnya setelah berusaha lebih bungkus itu pun lepas juga, ia langsung melahapnya, lalu mengalihkan pandangannya padaku.


Aku terpaku sesaat saat melihat mata berwarna coklat kayu itu. Bunyi plastik beradu membuatku memutuskan pandangan. Ku coba membantunya meraih plastik belanjaannya. Setelah plastik itu hinggap di lengannya, ia meraih struk serta uang kembalian di tanganku.


Ku lihat orang itu berlalu begitu saja setelah memasukan kembali uangnya pada saku jaket kemudian menarik pintu kaca dan keluar dari minimarket ini. Aku masih dapat melihat dirinya dari kaca tembus pandang ini, ia membuka pintu belakang sebuah mobil dan membanting pintunya. Kemudian ia berbalik untuk membuka pintu kemudi dan masuk di dalamnya. Aku mendengus, menertawai diriku sendiri.


Bahkan sebelum ini aku tidak pernah memerhatikan pelanggan seperti ini.




bersambung...

------------------------------

-Author Wattpad keju-manis, Aulia Febriana.

@auliafxbriana

12 views0 comments

Comments


bottom of page