top of page

KISAH KITA

Writer's pictureSicika

Cowok Kasir (Jilid 4)



Pepatah berkata: "Hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya." dan aku melakukannya sekarang. Jika kemarin aku bisa terlambat tiga puluh menit, hari ini aku datang tiga puluh menit lebih dahulu. Ana yang melihatku datang cepat hanya mengernyit heran.


Aku sedang menghitung banyaknya stok minuman yang ada di lemari pendingin saat Banu muncul di mulut pintu minimarket.


"Lah lo udah datang." Ucapnya terheran sama seperti Ana tadi.


Ku balas pernyataan itu dengan senyum. "As you can see."


Banu yang kini sudah melepas jaketnya dan menaruh barang bawaan di ruang pekerja, menghampiriku sambil mendorong troliuntuk tempat stok yang rusak. Lonceng berbunyi artinya ada pelanggan datang.


"Selamat sore, selamat berbelanja di HappyMart!" Ku biarkan salam pembuka itu keluar dari mulut Banu, sementara aku melanjutkan kegiatanku. Lenganku ditarik menjauh dari lemari pendingin oleh Banu. Aku yang melihat gelagatnya langsung menyentakkan tangannya yang masih memegang tanganku.


"Apaan sih?"


Mendengar suara nyolotku Banu langsung saja menaruh telunjuknya di depan mulutnya, menyuruhku diam. Aku hanya menyanggupinya dan bersedekap menunggu apa yang terjadi selanjutnya.


"Itu cewek yang nyariin lo kemaren." Bisik Banu sambil menarikku mendekat dan itu sangat membuatku risih. Bagaimana jika kelakuan kita tertangkap cctv? Bisa dituduh sedang melakukan yang tidak-tidak nanti.


Sedangkan aku yang telah mengetahui orangnya hanya mengikuti ke mana arah telunjuk Banu menuju. Di tempatku berdiri tadi, di depan lemari pendingin seorang cewek berambut sebahu berdiri di sana. Dengan kemeja putih kebesarannya dipadu dengan skinny jeans ia memeluk makanan ringan yang biasa ia beli.


"Lo beneran nggak kenal dia?" Pertanyaan Banu memecahkan lamunanku.


"Belom," ujarku seraya menyerahkan kertas yang aku gunakan untuk mendata stok minuman ke arahnya dan berlalu menuju meja kasir. "lanjutin ya, Nu."


Aku baru berdiri beberapa detik di sini saat ia berjalan mendekat ke arah kasir. Ada yang berbeda darinya hari ini, makanan yang ia bawa tidak sebanyak biasanya. Ia menaruh semua belanjaannya di atas meja kasir. Aku mulai ritualku dengan memisahkan barang yang mengandung bahan kimia terlebih dahulu kemudian makanan kesukaannya itu. Memasukan kode yang akan memunculkan harga barang pada layar monitor.


Ku beranikan diri untuk membuka pecakapan. "Hng ... kemarin katanya lo nyariin gue?"


Fokusnya terhadap permen Chupa Chups yang ia pegang teralihkan, lalu ia mendongak ke arahku. "Kata siapa?"


Aku menjawabnya dengan menunjuk Banu yang sedang mengintip di balik rak dan saat gadis di depanku menoleh Banu langsung bersembunyi.


"Oh, iya."


Jawaban itu disetai dengan senyum kecil. Menyadari bahwa tingkat kecanggungan di antara kita meningkat, ku urungkan diriku untuk bertanya apa alasan ia mencariku.


"Lo sering banget beli ini?" Tanyaku saat tanganku sibuk menghitung jumlah makanannya.


"Cuma ingin mencapai sesuatu aja dan juga buat stok di rumah," Jelasnya.


Aku hanya mengangguk-angguk seperti boneka dashboard saat dia berkata, "Jangan lupa permennya."


Aku mengambilnya dengan kekehan mengingat insiden pertama kali, lalu menyerahkannya kembali saat sudah masukkan kodenya. Setelah selesai kuarahkan plastik belanjaan itu ke arahnya. Ia menyerahkan uang setelah aku menyebutkan totalnya. Saat hendak memberikan struk dan kembalian kejadian ini terjadi lagi, ia yang kesusahan membuka bungkus permen.

Ku perhatikan dirinya yang masih sibuk dengan bunggus permennya. Bikin gemes aja.


"Sini gue bantuin."


Ia mendongak sambil menyengir, menyerahkan permennya ke arahku. Aku menerimanya masih dengan kekehan kecil. Sedetik kemudian permen itu sudah di tangan pemiliknya yang sedang tersenyum lebar dan mau tak mau senyumanku ikut muncul.


"Makasih, ya."


------------------------------

-Author Wattpad keju-manis, Aulia Febriana.

@auliafxbriana

1 view0 comments

Commentaires


bottom of page