top of page

KISAH KITA

Writer's pictureSicika

GIMANA YA



Dunia yang kita tempati memang penuh dengan strereotipe yang terkadang membuat situasi di sekitar teman-teman bisa berubah menjadi sedikit awkward saat mengobrol. Aku yang memang berasal suku Sunda dengan daerah yang sedikit sekali mendapati perantau luar pulau Jawa, mungkin tidak selepas itu dengan stereotipe.


Aku yang mendapati diri sedang bercanda gurau dengan teman di ruang organisasi, melihat memang ricuh sekali alur perbincangan kala itu. Ada yang melawak, ada yang mengerjakan tugas, ada yang curhat, hingga ada yang melaksanakan ibadah sholat.


Salah satu temanku, sebut saja dia Dan. Dan masuk ke ruangan sembari ingin bergabung dengan obrolan yang ada. Sambil mengobrol, temanku yang lain datang, Ces namanya dan berasal dari Bandung yang khas dengan dialek Sunda.


Kala itu, memang waktu sudah menunjukkan waktu sholat maghrib, sehingga banyak anggota laki-laki yang menuju ke ruangan organisasi untuk melakukan solat berjamaah. Anggota laki-laki lain dengan nada bercanda mengajak Dan untuk sholat. Hanya saja memang respon Dan membuatku bertanya-tanya.


“Dan, ayuk solat. Kita berjamaah”

“Eh bentar iya gua juga solat. Bareng lah”


Dan memang berbicara seperti bercanda, seakan-akan memang sholat adalah ibadahnya, namun yang lain yakin dia bukan, dan aku hanya terdiam mengamati. Dia ternyata bergegas mengikuti yang lain.


Selepas itu, Dan akhirnya kembali dengan anggota yang lain. Ces ternyata masih terheran mendapat Dan yang kembali dalam keadaan seperti telah berwudhu.


“Eh Dan, kamu niat banget sih bercanda sampe segitunya”

“Bercanda apanya?”

“Iya kamu ikut-ikutan biar keliatan kayak yang sudah wudhu”

“Lah gue kan emang sholat, Ces”


Ces semakin heran dengan bercandaan Dan yang semakin sulit ditelaah. Hingga akhirnya Ces meragukan dan tidak ingin mempercayai Dan. Dan yang menghiraukan Ces, langsung melaksanakan ibadah. Hingga akhirnya setelah selesai Ces kembali ingin mengklarifikasi.


“Eh kalau boleh tanya, kamu teh emang Islam ya?”

“Iya aku beneran Islam lah meskipun sipit”


Dan dari sanalah semua yang diruangan tertawa mendengar Ces yang menanyakan hal itu disaat yang lain sudah tahu. Aku yang memperhatikan hanya bisa tertawa. Memang lucu ya kalo mau kenal tapi stereotipe masih menjadi hal yang pertama kita olah diotak. Malu bertanya, pas nanyanya nembak eh salah.

5 views0 comments

Comments


bottom of page