top of page

KISAH KITA

Writer's pictureSicika

Cowok Kasir (Jilid 3)



Kelas terakhirku hari ini berada di gedung yang jauh dari tempat parkir. Sehingga mau tak mau aku harus berlari untuk mempersingkat waktu. Pasalnya mentari sudah terlihat akan pulang ke peraduannya, yang artinya itu merupakan jadwalku berjaga hari ini.


Setelah mengeluarkan cukup banyak energi, aku sampai di tempat parkir dengan napas satu-satu. Sambil menetralkannya ku edarkan pandanganku menyusuri tempat ini, mengingat-ingat di mana letak motorku terparkir.


Langsung saja ku ayunkan kakiku menuju motor milikku yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri. Baru saja aku akan memakai helmku, kegiatanku terhenti karena pandanganku menangkap bayangan seseorang yang akhir-akhir ini hinggap di pikiranku. Dengan jarak beberapa meter dan hanya dihalangi beberapa motor, aku dapat melihatnya di dalam mobil yang biasa terparkir saat ia berbelanja di minimarket.


Dia anak sini juga? Satu fakultas sama gue? Gue pikir masih SMA. Masa iya udah kuliah buka permen aja nggak bisa.


Ku enyahkan pikiran sekaligus ejekan yang melintas di otakku. Segera ku nyalakan mesin motor dan bergerak menjauh dari parkiran. Masih dihinggapi rasa penasaran ku arahkan pandanganku ke kaca spion dan melihatnya keluar dari mobil sambil memeluk beberapa buku cetak. Kalo beneran di sini, kok gue nggak pernah liat dia ya?


Pikiran tentang asal usulnya itu tergantikan oleh ketakutanku saat menerima omelan temanku karena datang terlambat. Aku mulai berpikir bermacam alasan mulai yang logis sampai yang paling aneh.


Beberapa menit setelahnya motorku telah terparkir sempurna di pelataran minimarket setelah bejubelan di kemacetan kota pelajar. Ku dorong pintu kaca di depanku sambil terus menghapal alasanku tadi. Baru satu langkah memasuki minimarket telingaku langsung pecah saat mendengarkan teriakan nenek lampir.


"Abis dari mana lo?! Lama banget, gue harusnya udah di kos tau. Tapi gara-gara nungguin lo rencana leha-leha gue gagal!" Cerocos gadis yang sedang berkacak pinggang di hadapanku, Ana.


Secara spontan alasan yang sedari tadi ku gumamkan keluar begitu saja, "Gue abis boker-boker gitu, bau banget sumpah. Abis itu gue muntah-muntah nyium baunya. Nggak tahan banget gue mau mati rasanya."


"Bodoh! Mana ada boker pake jaket himpunan?! Ah, udah gue mau pulang." Omelnya seraya melaluiku sambil menubrukan bahunya padaku.


Hm, bodohnya diriku.


Aku bernapas lega, akhirnya terbebas dari jeratan nenek lampir. Yang dikatakan Ana benar, aku masih memakai jaket himpunanku. Pasalnya tadi sebelum aku merampungkan makalah sialan, aku terlebih dahulu rapat dengan divisiku untuk acara jurusan.


Kalau kalian bertanya-tanya sebenarnya siapa aku. Mari kujabarkan. Nothing special, tapi aku merupakan mahasiswa tingkat dua yang kuliah sambil kerja sambilan. Jadwalku selalu sore hari dari hari Kamis hingga Senin. Ya, aku memilih waktu itu agar dapat menyesuaikan dengan jadwal kampus.


Mari sudahi bahasan ini, aku ingin segera menyelesaikan kerjaanku dan juga membantu teman satu shift-ku, Banu, yang sedang menata kaleng susu.


Segera kubuka jaket himpunanku, bukti tidak berhasilnya acara berbohongku. Kemudian menggantinya dengan kemeja seragam dan ku langkahkan kakiku mendekat ke arah Banu.

Aku sedang asik menata barang di sampingnya saat dia bertanya, "Lo kenal cewek rambut sebahu nggak?"


"Hah?" Dahiku mengkerut saat mendengar pertanyaannya. "Emak gue juga rambutnya sebahu."


"Namanya siapa emang?" Tanyaku sambil melanjutkan pekerjaanku.


Banu yang beralih mengepel lantai itu menatapku. "Kagak tahu gue, tiba-tiba dia nanya gini 'Mas, cowok rambut cepak yang biasa jaga jam segini mana?'"


Aku langsung menoleh. "Kapan lo ketemunya?"


"Tadi sebelum lo dateng." Aku hanya membulatkan mulutku mendengar jawabannya.


"Lo kenal?" Tanya Banu sekali lagi.


"Kagak," Jawabku sambil tersenyum kecil.


------------------------------

-Author Wattpad keju-manis, Aulia Ferbiana.

@auliafxbriana

1 view0 comments

Comments


bottom of page